Rabu, 18 April 2012

kelompok dalam organisasi

0 komentar

Peranan individu dlm organisasi

Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam organisasi itu, para anggotalah yang menentukan keberhasilannya. Sehingga berbagai upaya meningkatkan produktivitas organisasi harus dimulai dari perbaikan produktivitas anggota. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan kinerjanya.


Anggota sebagai individu ketika memasuki organisasi akan membawa kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan-pengharapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya sebagai karakteristik individualnya. Oleh karena itu, maaf-maaf kalau kita mengamati anggota baru di kantor. Ada yang terlampau aktif, maupun yang terlampau pasif. Hal ini dapat dimengerti karena anggota baru biasanya masih membawa sifat-sifat karakteristik individualnya.
Selanjutnya karakteristik ini menurut Thoha (1983), akan berinteraksi dengan tatanan organisasi seperti: peraturan dan hirarki, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem kompensasi dan sistem pengendalian. Hasil interaksi tersebut akan membentuk perilaku-perilaku tertentu individu dalam organisasi. Oleh karena itu penting bagi manajer untuk mengnalkan aturan-aturan organisasi kepada anggota baru. Misalnya dengan memberikan masa orientasi.

Jenis-jenis kelompok

Kelompok Formal dan Kelompok non-formal

Kelompok dapat dibedakan berdasarkan klasifikasinya. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan, maka ada jenis kelompok formal dan kelompok non-formal.

  • Kelompok formal adalah sub unit sah dari organisasi yang telah ditetapkan oleh anggaran dasar atau suatu ketetapan management. Jadi kelompok ini sengaja dibentuk untuk memenuhi tugas yang nyata guna mendukung tugas organisasi.
  • Kelompok informal adalah kelompok yang muncul sebagai upaya pemenuhan kebutuhan individu dengan mengembangkan tata hubungan dengan anggota lain dalam organisasi. Kelompok informal hanya dapat terbentuk apabila lokasi fisik anggota-anggotanya, sifat pekerjaan, dan jadwal kerja memungkinkan untuk terbentuknya kelompok. Oleh karena itu kelompok informal muncul dari kombinasi antara faktor-faktor formal dan kebutuhan manusia sebagai anggotanya.

Pengalaman dalam kelompok

Pengalaman saya dalam kelompok ialah :

1. Dapat mensharing ilmu-ilmu yang belum kita ketahui.

2. Membantu mengembangkan sikap toleransi dan saling memahami.

3. Memberikan kesempatan untuk menilai orang lain.

4. Memperoleh dan mengembangkan keterampilan social.

5. Dapat mencapai tujuan kelompok.

http://niladwipsikologi.wordpress.com/2010/10/13/klasifikasi-jenis-jenis-kelompok/



Continue reading →

Teori pengambilan keputusan

0 komentar

a. Definisi

Secara umum pengertian teori pengembilan keputusan adalah teknik pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan atau proses memilih tindakan sebagai cara pemecahan masalah.


b. Jenis pengambilan keputusan

Keputusan Terprogram

Merupakan keputusan yang berulang dan telah ditentukan sebelumnya, dalam keputusan terprogram prosedur dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami organisasi. Keputusan terprogram memiliki struktur yang baik karena pada umumnya kriteria bagaimana suatu kinerja diukur sudah jelas, informasi mengenai kinerja saat ini tersedia dengan baik, terdapat banyak alternatif keputusan, dan tingkat kepastian relatif yang tinggi. Tingkat kepastian relatif adalah perbandingan tingkat keberberhasilan antara 2 alternatif atau lebih.

Contoh keputusan terprogram adalah, aturan umum penetapan harga pada industri rumah makan dimana makanan akan diberi harga hingga 3 kali lipat dari direct cost.

Keputusan Tidak Terprogram

Berkaitan dengan masalah yang tidak biasa atau merupakan kecualian. Bila suatu masalah jarang muncul untuk dicakup oleh suatu kebijakan atau demikian penting yang memerlukan perlakuan khusus, maka harus ditangani sebagai keputusan tidak terprogram.

contohnya seperti cara mengalokasikan suatu sumber daya organisasi, apa yang harus dilakukan mengenai jenis produk yang gagal, cara memper­baiki hubungan dengan masyarakat-sebenarnya, hampir semua masalah signifikan yang akan dihadapi oleh manajer-biasanya memerlukan keputusan tidak terprogram.

Kalau seseorang meniti jenjang karier dalam organisasi, kemampuan untuk membuat keputusan tidak terprogram menjadi lebih penting. Dengan alasan ini, kebanyakan pro­gram pengembangan manajemen mencoba memperbaiki kemampuan manajer untuk mem­buat keputusan tidak terprogram, biasanya dengan mengajarkan mereka cara menganalisis masalah secara sistematik dan membuat keputusan yang logis. Semakin banyak organisasi memberikan komitmen mereka pada tanggung jawab sosial menjadi kebijakan yang menyangkut keputusan terprogram maupun tidak terprogram.

Sumber :

http://www.sylabus.web44.net/pengantarfile/pengantarkuliah4.htm

http://icecube.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/13/pengambilan-keputusan/

Continue reading →